Jum’at, 22-23 Juli 2011
Sepulang sekolah, para peserta PAB KIR dan Rohis berkumpul di lapangan samping masjid (lapangan utama sekolah lagi dipake buat futsal), apel(dibaca:upacara) pembukaan pun dimulai, dengan pembicara Ibu Mul, kepala SMAN 54 Jakarta.
Seusai apel, para peserta dan panitia PAB segera menuju tronton untuk diberangkatkan ke tempat tujuan. Kami berangkat pukul 17.00 dan menempuh perjalanan seLAMA 3 jam lebih, selama itulah kami menahan panas nya suasana di dalam tronton, macet, sumpek, dkk.
Setelah sampai di wisma, kegiatan dilanjutkan. Mulai dari pembagian kamar, istirahat sejenak sambil menunggu makan malam siap, sampai akhirnya kami pun makan malam. Disitulah saatnya kami untuk bersikap tegas (dibaca: galak). Dari mulai makanan harus habis lah, sendok yang nyamperin mulut, bukan mulut yang nyamperin sendok, adab makan, jangan makan dulu sebelum ada perintah makan, kalo makan jangan sambil ngobrol/becanda, dll. Disitulah ade2 kelas kami mulai merasakan ketegangan PAB.
Seusai makan malam, kegiatan dilanjutkan kembali, yaitu persentasi oleh kak dika, kakak alumni KIR yang saat ini duduk dibangku kuliah, yaitu ITS. Para peserta PAB diajarkan cara menjadi pribadi yang baik, dan pengetahuan lain.
Setelah itu, mereka diperintahkan untuk turun ke lapangan, yaitu untuk pembagian kelompok dan mentor. Kelompok 3 dapet mentor gue dan viona. Selanjutnya, games untuk melatih kekompakan masing2 kelompok plus bikin yel-yel.
Lalu mereka dipersilahkan untuk tidur, karna beberapa jam lagi mereka akan jurit malam. Terus para panitia PAB berkumpul untuk mengatur strategi jurit malam. Kami, para panitia, tidak tidur sampai besok pagi, karna masih banyak yang harus kami persiapkan.
Setelah jam 12.45, para peserta dibangunkan untuk memulai jurit malam.
Semua peserta PAB diwajibkan untuk menutup mata mereka, karna nantinya yang akan menuntun mereka jalan adalah mentor kelompok masing2.
Gue dan viona mengkoordinir kelompok 3, yang beranggotakan 6 orang. Yaitu Rafli (sebagai ketua kelompok), Yahya, Anum, Syifa, Zeti, dan lupa (maaf ya dek).
Pos pertama yang harus kami datangi adalah Pos 3, yaitu pos intelegent. Di pos intelegent ada Bella, Hana, kak Ryandhika, kak Miko, dan kakak alumni. Disana mereka harus menjawab 10 pertanyaan yang diajukan oleh kakak2 nya, dan dari 10 pertanyaan tsb, hanya 2 jawaban benar untuk kelompok 3. selain itu, disana mereka juga diajukan pertanyaan, apa minat, bakat, kelebihan, kekurangan, dan harapan mereka untuk KIR 54.
Selanjutnya kami menuju Pos 4, yaitu pos kepemimpinan. Disana ada Angrum, Aldi, kak Adit, kak Axel, dan kak Yunasa.
Setelah itu kami menuju pos 5 yaitu pos Kedisiplinan. Ada Dea, Khanza, kak Nanda, kak Tia, kak Achir, dan kakak alumni. Disinilah pos paling berbahaya diantara pos-pos lainnya. Disini, semua name tag mereka disita, karna banyak yang salah. Padahal, name tag adalah harga diri mereka. Akhirnya, mereka terpaksa meningalkan pos ini tanpa name tag.oh iya, yang lebih parahnya lagi, ketika mereka ditanya siapa nama mentornya, mereka gatau!! Gilaa.. kita yang udah capek2 nganterin mereka, ngedampingin mereka, tapi gatau nama kita. Tambah kena lah mereka sama pos ini.
“Wahh..gimana nih mentor, masa nama kalian mereka gatau”..
“ iya nih, parah banget..mentornya gak dianggep nih, udah mentor nya pulang aja”..
“udah cape2 nganterin kemana mana, tapi ga dianggep”..
Karna di kelompok 3 tidak ada satupun yang menggunakan nametag, mereka pun akhirnya ditahan (dibaca: ga boleh lewat) di pos kepemimpinan. (dalam hati gue: mampus deh gue!! kelompok gue pake ditahan segala lagi, gimana nih..)
Anggota kelompok 3 yang cowo, diperintahkan untuk mengambil nametag di pos kedisiplinan, tapi gagal. Penahanan ini memakan waktu yang cukup lama, gue udah gelisah, duhh..kelompok gue telat nih ke pos selanjutnya, mentor bakal kena nih..
Akhirnya kami pun di persilahkan lewat( Alhamdulillah..). selanjutnya kami menuju pos 1, yaitu pos keagamaan. Disana pastilah mereka ditanya, kenapa mereka ga pake nametag..dkk
Setelah ke pos 1, kita ke pos 2, yaitu pos perkenalan. Disana ada DP, kak Fikih, kak AW, dan kak Wirenza. Disini, mereka diperkenalkan dengan KIR, mulai dari KIR itu apa, arti lambang KIR itu bermakna apa, dan hal-hal lain mengenai KIR. Ini adalah pos terakhir, karna mereka sudah melewati 5 pos.
Meskipun seluruh pos sudah mereka jelajahi, tapi tugas mereka belum selesai. Mereka masih harus ke pos mental! Ini lah puncak nya..muahahaha..di pos mental, seluruh peserta dan panitia PAB dikumpulkan..jeng..jeng..jeng…(musik horor)
Disinilah gue gembira…yihaaa..pos mental. Berarti …gue bisa puas marah2in mereka(balas dendam pas dulu gue di pos mental,haha..ups!). saatnya gue bergalak-galak ria (lho?)..tapi sayangnya semua itu hilang, setelah kak dika bilang kalo kita bakal buat skenario, yaitu para mentor nanti bakal ngebela para peserta PAB (dibaca: mentor ga boleh marahin mereka)..Gubraaakk!!
Jadi, ketika semua panitia PAB bilang mereka (peserta) ga pantes untuk dilantik, kita(mentor2) harus bilang kalo mereka itu pantes dilantik-sebagai anggota baru di KIR. Hmm..oke, fine..mari kita mainkan skenario..
“ kira-kira..mereka pantes gak kak dilantik?” kak Dika bertanya
“enggak!! gak pantes..pantes dari mananya” semua panitia berkata begitu, tapi..
“pantes kak..pantesss…” semua mentor menjawab sebaliknya
“siapa tadi yang bilang pantes?!!” kak Dika
Salah satu mentor mengacungkan tangan..
“ kenapa kamu bilang pantes?” (kak Dika)
“ karna mereka udah usaha kak, hargain dong usaha mereka” (mentor)
“usaha apa? Nametag aja masih ga bener, masih ga solid, blablabla” (panitia)
“semua mentor maju kedepan!! cepetan!! (kak Dika)
Kami pun segera melaksanakan perintah.
“sekali lagi saya tanya, pantes gak mereka dilantik??” (kak Dika)
“GAK PANTES kak !!!!” (semua panitia)
“PANTEESSS kak..pantesss!!!!” (semua mentor)
“semua mentor PUSH-UP!!!sekarang!!! 10 kali!” (kak Dika)
Hah?? Mampus lohh gue disuruh push up (dalam hati)
Akhirnya kami pun mengikuti perintah kak Dika, kami segera menurunkan badan kami..
“ kalian tega ngeliat kakak2 kalian kaya gitu?hah??!!” (panitia)
“kalian diem aja??!!”
Mata gue mulai berkaca-kaca ..
Mereka pun langsung ke depan, menghampiri kami dan berkata serentak..
“ jangan kak, jangaaannn…jangan mau disuruh push-up…”
“jangan kak…jangan push-up…”
“biar kita aja kak yang gantiin push-up..”
Dan lo tau apa reaksi gue??
Gue nangiss….ya ampun nangis!!
Kenapa gue nangis coba?
Masa iya terharu?
Tapi bukan cuma gue ternyata, Isna juga nangis..
Cuma gue dan Isna yang nangis, mentor2 lain pada nahan ketawa..
“ya ampun, gue TERHARU..” kata Isna
“Isna, lo nangis? gue juga..kenapa gue nangis yak?” kata gue
“Lilii..jangan nangis….” kata Viona
Pas gue cerita kalo gue nangis pas di pos mental.. temen2 gue pada ngetawain gue..
ga penting ya? ya udah ..