Sabtu, 05 Maret 2011

Astronom Jadi Saksi Kelahiran Planet Baru

Pencitraan ini tertangkap di sebelah selatan konstelasi bintang Chamaeleon.
Rabu, 2 Maret 2011, 11:57 WIB
Muhammad Chandrataruna
Ilustrasi: Bintang Baru Lahir di Galaksi NGC 2841 (space.com)
BERITA TERKAIT

* VIDEO: Letusan Bintik Matahari Kacaukan Bumi
* Robot NASA Gagal Tuntaskan Misi Luar Angkasa
* Discovery Tiba di Stasiun Ruang Angkasa
* Belasan Asteroid Dekat Bumi?
* Ada Kehidupan di Planet Mirip Bumi?

VIVAnews - Sejumlah astronom meyakini bahwa mereka baru saja menyaksikan sebuah planet yang sedang dalam proses pembentukan. Gambar itu ditangkap oleh teleskop Very Large milik European Southern Observatory (ESO).

Menggunakan teleskop tersebut, sebuah tim internasional memeriksa material tata surya di sekitar bintang muda. Dan, untuk pertama kalinya tim menemukan pendamping yang lebih kecil, yang sedang mengalami proses pembentukan.

Transisi dari kumpulan debu menjadi sistem planet - atau tata surya baru dalam istilah astronomi - berlangsung sangat cepat. Beberapa objek tetap dapat ditangkap selama fase tersebut.

Namun, hingga kini, tim astronom belum dapat memastikan apakah objek yang tertangkap itu sebuah planet baru atau sekadar objek luar angkasa biasa berwarna coklat.

Pencitraan itu ditangkap astronom di sekitar T Chamaeleontis, bintang redup yang terletak di sebelah selatan konstelasi bintang Chamaeleon, yakni bintang besar yang menyerupai matahari.

Namun, dibandingkan matahari, usianya diperkirakan masih belia. Bintang yang terletak sekitar 350 tahun cahaya dari Bumi itu diperkirakan baru berusia tujuh juta tahun. Sementara itu, matahari, yang menurut para ilmuwan terbentuk karena ledakan big bang, lahir sekitar 14.000 juta tahun lalu.

"Studi sebelumnya menunjukkan bahwa T Cha merupakan objek yang sangat bagus untuk mempelajari bagaimana sebuah sistem planet terbentuk," ujar Johan Olofsson dari Max Planck Institute for Astronomy, Rabu 2 Maret 2011.

"Tapi, jarak bintang ini cukup jauh. Kami membutuhkan kinerja penuh Very Large Telescope Interferometer (VLTI) untuk merinci dengan sangat baik apa yang terjadi di dalam kumpulan debu itu," tuturnya. (art)
• VIVAnews


Lylie_Gorgeous

Tidak ada komentar :

Posting Komentar