Sabtu, 05 Maret 2011

Hujan Meteor ( Meteor Shower) on May 2010

May 6, 2010

Hallow Dunia . . . . .

Masih ingat kan dengan hujan meteor yang terjadi pada bulan April kemarin??. Yup, hujan meteor Lyrid. . .Dari beberapa sumber berita, diduga bahwa hujan meteor tersebut berdampak buruk bagi sebagian warga Indonesia. Dampak tersebut adalah rumah sebagian warga yang tiba – tiba saja rusak karena kejatuhan benda asing dari langit. . Benda asing tersebut mengakibatkan rumah warga porak – poranda. . Dari beberapa info, sesaat setelah menubruk rumah, benda tersebut sempat mengeluarkan seperti bunyi ledakan. . Tapi, anehnya benda yang menubruk rumah tersebut tidak diketahui keberadaannya (tapi yang jelas ini bukan setan dan sebagainya lo ya!!!hehehe). Dari olah TKP yang telah dilakukan, diduga bahwa benda yang jatuh tersebut adalah pecahan dari meteor lyrid yang jatuh kemarin. . Pecahan meteor tersebut tidak habis terbahar atmosfir dan jatuh ke bumi. . . Wah2, bahaya juga y???

Nah dari software yang saya miliki, kemarin saya iseng – iseng lihat peta langit pada bulan May ini, , , daaaaaannnnn……………………………… ternyat pada bulan May ini juga akan terjadi hujan metero lagi. . . Letak dari hujan meteor kali ini tidak jauh dari hujan meteor kemarin, yaitu berada pada sekitar rasi Lyra. . Nama meteor ini pun tidak jauh beda, namanya adalah meteor Eta Lyrid (mungkin saudaranya meteor Lyrid. . .hehe). . .

Berikut gambar dari prediksi peta langit pada tanggal 9 May 2010 :

Dari gambar peta langit tersebut, terdapat tanda silang warna merah. Nah, itulah titik letak hujan meteor yang akan terjadi bulan May ini. Dari gambar tersebut, dapat diketahu bahwa hujan meteor akan terjadi di sekitar rasi Lyra. . . Hujan meteor tersebut akan terjadi mulai tanggal 3 sampai 12 May 2010, dan puncaknya pada tanggal 9 May 2010. . .

Bagi penduduk bumi bagian selatan mungkin tidak akan dapat melihat hujan meteor ini. Tapi bagi penduduk Indonesia tenang saja. Di Indonesia, hujan meteor ini masih dapat dilihat meskipun letaknya sangat rendah. . Bagi anda yang berada di kota besar, mungkin akan kesulitan melihat fenomena ini. . .Untuk melihat fenomena ini, anda harus berada pada daerah yang sangat lapang ( saya sarankan di Bandara ), hal ini di karenakan letak titik hujan meteor ini yang rendah atau dekat dengan horison. . .

Semoga informasi ini bermanfaat bagi anda, terutama yang menyukai bidang astronomi. . .

Dan semoga rumah kita tidak menjadi korban keliaran meteor ini. . . . Amiiiin. . .

Selamat Menikmati!!!!

Yang udah baca tolong kasih komentar anda ya, demi perkembangan blog ini . . .

Terimakasih. . . .


Lylie_Gorgeous

Bima Sakti dan Andromeda Bertabrakan

Tabrakan dua galaksi tersebut akan terjadi dalam waktu 3 miliar tahun yang akan datang.
Rabu, 2 Februari 2011, 15:16 WIB
Muhammad Firman
Citra galaksi andromeda berdasarkan pantauan satelit NASA. (AP Photo/NASA, ESA)
BERITA TERKAIT

* Andromeda, Galaksi Rakus Makin Mendekat
* Ini Dia Pesawat Tenaga Surya Pertama
* Ditemukan, Planet Terpanas di Jagad Raya
* Meledak, Apa yang Terjadi pada Challenger?
* FOTO: Spaceport America, Bandara Luar Angkasa

VIVAnews - Galaksi Andromeda dan galaksi Bima Sakti tempat planet Bumi berada merupakan dua galaksi raksasa yang bertetangga. Keduanya hanya terpisah jarak 2,5 juta tahun cahaya atau sekitar 18,8 triliun kilometer.

Sebelumnya, galaksi Andromeda memiliki ukuran lebih kecil. Namun sepanjang perjalananan hidupnya, galaksi itu “memakan” sejumlah galaksi kecil yang terbang di dekatnya akibat besarnya gaya gravitasi yang dimiliki. Akhirnya ukuran Andromeda kurang lebih sama besar dengan Bima Sakti.

Yang menarik, seperti dikutip dari Msnbc, 2 Februari 2011, saat ini galaksi Bima Sakti dan Andromeda saling mendekat dengan kecepatan sekitar 120 kilometer per detik dan akan bertabrakan.

Namun, jaraknya yang masih sangat jauh membuat tabrakan super raksasa ini baru akan terjadi sekitar 3 miliar tahun yang akan datang. Lalu, apakah bumi akan hancur? Untuk mengetahuinya, astronom menggunakan simulasi superkomputer dan mengkalkulasikan skenario yang mungkin terjadi saat Andromeda dan Bima Sakti saling beradu.

Video simulasi yang dibuat menggunakan 100 juta partikel virtual. Film yang dibuat menyoroti ruangan dengan sudut pandang selebar sekitar 10 juta triliun kilometer. Adapun durasi waktu yang direkam oleh simulasi komputer itu mencapai 1 miliar tahun.

Pada video, galaksi Bima Sakti datang dari arah bawah dan Andromeda dari atas.

“Diperkirakan, bintang-bintang di kedua galaksi, termasuk matahari milik tata surya kemungkinan besar tidak akan saling bertubrukan,” kata John Dubinski, astronom dari Canadian Institute for Theoretical Astrophysics, University of Toronto.

Namun demikian, kata Dubinski, gaya gravitasi milik kedua galaksi kemungkinan akan saling menarik, saling berpelintir, dan membelokkan, hingga setelah satu miliar tahun kemudian, galaksi berbentuk elips yang merupakan kombinasi dari Andromeda dan Bima Sakti lahir.

Setelah penggabungan Andromeda dan Bima Sakti tersebut selesai, proses itu akan menyisakan puing-puing berserakan di antariksa. Berikut video: Galaksi Andromeda dan Bima Sakti Saling Mendekat. (Haydenplanetarium.org/Edliadi)
• VIVAnews

Lylie_Gorgeous

Astronom Temukan Calon Planet di Balik Pluto

Tyche, nama calon planet itu berjarak 15 ribu kali lebih jauh dibanding Bumi ke Matahari.
Rabu, 16 Februari 2011, 12:42 WIB
Muhammad Firman
Astronom menemukan bukti adanya 'planet' lain di belakang Pluto. (Corbis)
BERITA TERKAIT

* Astronom Temukan Lubang di Matahari
* Setelah 257 Hari, Kosmonot 'Mendarat' di Mars
* FOTO: Komet Tempel 1 Dekati Satelit NASA
* Komet Tempel dekati Satelit NASA
* Berapa Lama Umur Matahari?

VIVAnews - Bertahun-tahun lalu, di sekolah kita diajarkan bahwa tata surya terdiri dari Matahari dan 9 buah planet. Akan tetapi, sejak diluncurkannya berbagai teleskop, pesawat, dan satelit, ruang angkasa menjadi lebih kompleks.

Saat Pluto didegradasi statusnya dari planet menjadi planet kerdil, lima tahun lalu, kita cukup terkejut. Tata surya tinggal dihuni 8 planet. Bagan dan model tata surya yang dipasang di ruang kelas di seluruh dunia harus diubah. Buku pelajaran harus ditulis ulang.

Namun, kini ilmuwan memiliki bukti-bukti kuat bahwa ada planet ke 9 berotasi di belakang Pluto. Dan planet ini ukurannya cukup besar.

Dari bukti-bukti yang ditangkap oleh teleskop ruang angkasa Wise milik NASA, planet raksasa ini tersembunyi di balik Oort Cloud, piringan awan yang terdiri dari benda-benda angkasa yang berada di titik terjauh sistem tata surya.

Oleh Daniel Whitmire dan John Matese, astrofisikawan dari University of Louisiana at Lafayette, Amerika Serikat, benda langit yang sedang diajukan untuk mendapat status ‘planet’ tersebut diberi nama Tyche. “Data-data awal seputar Tyche akan dipublikasikan April mendatang,” kata Whitmire, seperti dikutip dari Time, 16 Februari 2011.

“Setelah itu, planet tersebut kemungkinan akan mengungkapkan dirinya sendiri dalam dua tahun ke depan,” ucapnya.

Whitmire menyebutkan, setelah lokasi Tyche berhasil dipastikan, terserah pada International Astronomical Union (IAU) untuk menentukan apakah Tyche akan mendapat status planet secara penuh.

“Yang jadi masalah bagi IAU untuk meloloskan status planet adalah, kemungkinan besar Tyche terbentuk dari bintang lain,” kata Whitmire. “Ia kemudian ditarik oleh gaya gravitasi milik Matahari dan membuatnya berotasi pada sistem tata surya kita,” ucapnya.

Sebagai informasi, Tyche diperkirakan memiliki ukuran 4 kali lebih besar dibanding Jupiter dan mengorbit pada jarak 15 ribu kali lebih jauh dibanding jarak Bumi dan Matahari atau 375 kali lebih jauh dibandingkan dengan jarak Pluto dengan Matahari.

Kemungkinan, Tyche terdiri dari hidrogen dan helium dan memiliki atmosfir dan punya beberapa bulan seperti milik Jupiter. “Data dari Wise mengungkapkan bahwa Tyche empat sampai lima kali lebih panas dibanding Pluto, yakni mencapai -73 derajat Celcius.

“Panas tersebut merupakan sisa-sisa suhu dari proses pembentukannya,” kata Whitmire. “Obyek langit sebesar ini membutuhkan waktu yang panjang untuk menjadi dingin,” ucapnya.
• VIVAnews

Lylie_Gorgeous

Astronom Bikin Alat Pendeteksi Alien

Alat yang dibuat didesain untuk mampu mendeteksi sinyal terkecil sekalipun.
Jum'at, 18 Februari 2011, 00:27 WIB
Muhammad Firman
Alat yang dibuat didesain untuk mampu mendeteksi sinya kecil terkecil sekalipun yang dihasilkan oleh planet berukuran hingga sekecil planet Bumi. (ESO/L. Calçada)
BERITA TERKAIT

* Dua Kosmonot Berhasil Pulang ke Bumi
* Astronom Temukan Calon Planet di Balik Pluto
* Matahari Lontarkan Lidah Api Terbesar ke Bumi
* Astronom Temukan Lubang di Matahari
* Setelah 257 Hari, Kosmonot 'Mendarat' di Mars

VIVAnews - Sebuah instrumen sedang dibuat di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, Amerika Serikat. Instrumen itu akan digunakan pada salah satu teleskop terbesar dan terkuat yang pernah dibuat ilmuwan yang ada di Canary Islands, Spanyol.

Alat ini nantinya akan digunakan oleh astronom untuk membantu melengkapi data yang diperoleh pesawat ruang angkasa Kepler dalam mencari dan mengkarakteristikkan planet-planet alien yang diduga berpotensi mengandung kehidupan.

Instrumen spectograph yang disebut sebagai HARPS-North (Hight-Accuracy Radial velocity Planet Searcher) itu didesain untuk mendeteksi sinyal yang kecil sekalipun yang dihasilkan oleh planet hingga sekecil Bumi yang mengorbit dekat dengan bintangnya.

“Selama ini, Kepler memberikan informasi ukuran planet berdasarkan banyaknya cahaya yang ia blokir saat melintas di depan bintangnya,” kata David Latham, astronom Smithsonian, seperti dikutip dari Space, Kamis, 17 Februari 2011.

Latham menyebutkan, kini pihaknya membutuhkan alat untuk mengukur massa planet, sehingga peneliti bisa mengetahui kepadatan planet yang bersangkutan. “Alat ini memungkinkan kami membedakan planet batu dan planet air dari objek yang didominasi oleh atmosfir yang penuh hidrogen dan helium,” ucapnya.

Cara kerja spectograph tersebut adalah dengan memisahkan cahaya dari sebuah bintang ke dalam komponen panjang gelombang atau warna, sama seperti cara kerja sebuah prisma. Elemen kimia kemudian akan digunakan untuk menyerap sinar dengan warna tertentu, dan meninggalkan garis hitam di dalam spektrum bintang.

Garis-garis ini perlahan berubah posisi karena pengaruh gravitasi dari planet yang mengorbit bintang mereka dan memungkinkan peneliti melakukan pengukuran.

“HARPS-N akan meneliti objek yang paling menarik yang ditemukan oleh Kepler,” kata Dimitar Sasselov, direktur pada Harvard Origins of Life Initiative, pusat penelitian yang mempelajari pembentukan planet dan pendeteksian sumber serta evolusi awal dari kehidupan.

Sasselov menyebutkan, HARPS-N akan bekerja sama dengan Kepler dan dijadwalkan akan mulai melakukan pengukuran pada April 2012. (art)
• VIVAnews

Lylie_Gorgeous

Matahari Lontarkan Lidah Api Terbesar ke Bumi

Coronal Mass Ejection (CME) membutuhkan waktu 24 jam atau lebih untuk tiba di Bumi.
Rabu, 16 Februari 2011, 11:15 WIB
Muhammad Firman
Cahaya aurora, efek yang terjadi saat angin dari badai Matahari menghantam medan magnet planet Bumi. (AP)
BERITA TERKAIT

* Astronom Temukan Lubang di Matahari
* Setelah 257 Hari, Kosmonot 'Mendarat' di Mars
* FOTO: Komet Tempel 1 Dekati Satelit NASA
* Komet Tempel dekati Satelit NASA
* Berapa Lama Umur Matahari?

VIVAnews - Matahari melepaskan lidah api terbesar selama empat tahun terakhir. Letusan yang terjadi pada 14 Februari di belahan barat atau 15 Februari di kawasan timur Bumi tersebut melontarkan gelombang besar yang mengandung partikel gas bermuatan listrik ke ruang angkasa.

Badai Matahari itu juga memancarkan sinar radiasi yang akan menghantam Bumi. Kini awan raksasa yang mengandung partikel tersebut sedang mengarah ke arah planet kita.

Umumnya, Coronal Mass Ejection (CME), sebutan untuk fenomena tersebut, membutuhkan waktu 24 jam atau lebih untuk tiba di Bumi. Efeknya, radiasi itu memicu munculnya aurora borealis, atau Cahaya Utara di garis lintang atas dan kadang muncul hingga di kawasan utara Amerika Serikat.

Dari pengamatan, letusan dahsyat tersebut tercatat mencapai Class X2.2 dalam skala lidah api Matahari. Ia merupakan lidah api kelas X pertama yang hadir di aktivitas siklus Matahari yang dimulai pada tahun lalu.

Sebagai informasi, kini Matahari sedang menuju ke solar maximum atau titik di mana aktivitas di permukaan matahari sedang mencapai puncaknya, yang diperkirakan akan terjadi pada 2013 mendatang.

“Lidah api itu merupakan yang terbesar sejak 6 Desember 2006,” kata Phil Chamberlin, Deputy Project Scientist, Solar Dynamics Observatory NASA, seperti dikutip dari Space, 16 Februari 2011. “Sebelumnya muncul petunjuk bahwa akan ada peluang munculnya lidah api yang sedang sampai besar (kelas M atau lebih), namun kami terkejut saat mengetahui bahwa lidah api yang dilontarkan merupakan kelas X yang lebih besar,” ucapnya.

Lidah api kelas X merupakan tipe lidah api yang paling kuat yang bisa dilontarkan Matahari. Ada dua kategori lain di bawahnya yakni kelas M yang memiliki kekuatan medium namun cukup bertenaga, dan kelas C yang merupakan lontaran radiasi yang paling lemah.

Lontaran lidah api sebesar itu akan memancarkan sinar X, radiasi ultraviolet dosis tinggi serta menghembuskan angin Matahari ke arah Bumi.

Setibanya di Bumi, elektron dan proton dari angin Matahari akan bersinggungan dengan medan magnet dan mengarahkannya ke kutub magnetik planet ini. Gangguan tersebut dapat menghadirkan badai geomagnetik di medan magnet planet Bumi.

“Badai geomagnetik berpotensi terjadi setelah 36 hingga 48 jam setelah CME tiba di Bumi,” ucap Chamberlin.

Baca juga: Wanita Ini Melahirkan Cucu Sendiri & Ciuman Pertama Berakhir Kematian
• VIVAnews


Lylie_Gorgeous

Ada Kehidupan di Planet Mirip Bumi?

Planet ini memiliki volume dan diameter lebih kecil dibandingkan Bumi.
Selasa, 22 Februari 2011, 16:04 WIB
Muhammad Chandrataruna
Galaksi Bimasakti
BERITA TERKAIT

* Letusan Matahari Membawa Berkah
* FOTO: Mimas, Bulan Milik Saturnus
* Letusan Bintik Matahari Kacaukan Bumi
* Sensus: Ada 50 Miliar Planet di Bima Sakti
* FOTO: Bintang Baru Lahir di Galaksi Tetangga

VIVAnews - NASA, badan antariksa milik AS NASA, baru-baru ini mengidentifikasi 'dunia' baru yang dikenal dengan KOI 326.01. Planet ini memiliki volume dan diameter lebih kecil dibandingkan Bumi dengan temperatur sedikit lebih rendah dari air mendidih. Tetapi, sejauh ini KOI 326.01 menjadi planet yang termirip dengan Bumi, setidaknya dari segi ukuran.

Planet KOI 326.01 telah ditangkap pertama kali oleh Teleskop Kepler. Teleskop tersebut bekerja untuk mendeteksi planet-planet ekstrasolar (berada di luar tata surya). Ia mampu mengamati 150.000 bintang terdekat Bumi di ruang angkasa.

Dari ratusan ribu bintang yang citranya terjangkau, teleskop Kepler mengamati segala perubahan cahaya samar menuju bintang. Jika ada bayangan atau obyek yang mengganggu pandangan ke arah bintang, bisa jadi itu adalah planet.

Sejauh pengamatan terhadap KOI 326.01, ilmuwan planet dari Ames Research Center NASA William Borucki mengatakan, "Ini obyek kecil, kandidat kecil."

"Astronom pun bahkan tidak mengetahui berapa ukuran bintang induknya. Sebab itu, sulit untuk mengetahui karakteristik planet yang mirip Bumi itu. Sampai kini, belum ada konfirmasi lebih lanjut," tandas dia, yang juga bertanggung jawab sebagai kepala tim sains Kepler, seperti dikutip dari TG Daily, Selasa 22 Februari 2011.

Sementara itu, Sara Seagar dari MIT mengatakan pengamatan melalui teleskop Kepler adalah langkah pertama tim menuju pengungkapan karakteristik planet-planet selain Bumi. Inisiatif di masa mendatang, dikatakan Sarah, adalah mengetahui adanya kehidupan atau tidak, serta memahami karakter planet beserta isinya secara umum jika mereka menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

"Pertanyaan-pertanyaan di atas belum bisa terjawab dengan satu teleskop ini. Ini baru langkah awal. Ke depan, kami akan menciptakan teknologi yang bisa menjawab semua pertanyaan itu," ujar Sarah yang juga tergabung menjadi anggota tim Kepler.

Memang, ada perkiraan bahwa satu dari 200 bintang di ruang angkasa pasti terdapat sebuah planet yang memiliki zona layak huni oleh makhluk hidup, atau seperti kehidupan seperti Bumi.

Planet KOI 326.01 salah satunya? Itu masih misteri. Tapi, menurut beberapa ilmuwan, planet seukuran Bumi itu merupakan salah satu planet yang cocok untuk kehidupan alternatif penghuni Bumi.

"Ada banyak sekali laut di permukaan planet-planet yang ada di luar sana. Sangat menarik untuk dieksplorasi apakah ada kehidupan atau tidak," tutur Borucki. "Tapi, untuk menuju ke sana, kita perlu waktu bertahun-tahun sejak data pertama ditemukan."
• VIVAnews

Lylie_Gorgeous

Astronom Jadi Saksi Kelahiran Planet Baru

Pencitraan ini tertangkap di sebelah selatan konstelasi bintang Chamaeleon.
Rabu, 2 Maret 2011, 11:57 WIB
Muhammad Chandrataruna
Ilustrasi: Bintang Baru Lahir di Galaksi NGC 2841 (space.com)
BERITA TERKAIT

* VIDEO: Letusan Bintik Matahari Kacaukan Bumi
* Robot NASA Gagal Tuntaskan Misi Luar Angkasa
* Discovery Tiba di Stasiun Ruang Angkasa
* Belasan Asteroid Dekat Bumi?
* Ada Kehidupan di Planet Mirip Bumi?

VIVAnews - Sejumlah astronom meyakini bahwa mereka baru saja menyaksikan sebuah planet yang sedang dalam proses pembentukan. Gambar itu ditangkap oleh teleskop Very Large milik European Southern Observatory (ESO).

Menggunakan teleskop tersebut, sebuah tim internasional memeriksa material tata surya di sekitar bintang muda. Dan, untuk pertama kalinya tim menemukan pendamping yang lebih kecil, yang sedang mengalami proses pembentukan.

Transisi dari kumpulan debu menjadi sistem planet - atau tata surya baru dalam istilah astronomi - berlangsung sangat cepat. Beberapa objek tetap dapat ditangkap selama fase tersebut.

Namun, hingga kini, tim astronom belum dapat memastikan apakah objek yang tertangkap itu sebuah planet baru atau sekadar objek luar angkasa biasa berwarna coklat.

Pencitraan itu ditangkap astronom di sekitar T Chamaeleontis, bintang redup yang terletak di sebelah selatan konstelasi bintang Chamaeleon, yakni bintang besar yang menyerupai matahari.

Namun, dibandingkan matahari, usianya diperkirakan masih belia. Bintang yang terletak sekitar 350 tahun cahaya dari Bumi itu diperkirakan baru berusia tujuh juta tahun. Sementara itu, matahari, yang menurut para ilmuwan terbentuk karena ledakan big bang, lahir sekitar 14.000 juta tahun lalu.

"Studi sebelumnya menunjukkan bahwa T Cha merupakan objek yang sangat bagus untuk mempelajari bagaimana sebuah sistem planet terbentuk," ujar Johan Olofsson dari Max Planck Institute for Astronomy, Rabu 2 Maret 2011.

"Tapi, jarak bintang ini cukup jauh. Kami membutuhkan kinerja penuh Very Large Telescope Interferometer (VLTI) untuk merinci dengan sangat baik apa yang terjadi di dalam kumpulan debu itu," tuturnya. (art)
• VIVAnews


Lylie_Gorgeous

Jumat, 04 Maret 2011

Kunjungan Observatorium Bosscha

Info Kunjungan
Observatorium Bosscha merupakan fasilitas penelitian astronomi milik ITB. Sebagai sarana untuk praktikum dan belajar mahasiswa astronomi ITB serta para peneliti lain dari berbagai multi disiplin ilmu seperti Elektronika, Fisika Teknik, Fisika, Arsitektur Teknik Mesin, dan disiplin ilmu lain yang memiliki minat dalam Instrumentasi, observasi , ataupun teoritik, baik universitas atau lembaga dalam maupun luar negeri.
Sebagai bentuk pengabdian masyarakat, Observatorium Bosscha membuka kunjungan terbatas. Karena banyaknya permintaan kunjungan dari masyarakat dan padatnya kegiatan yang dilakukan di Observatorium Bosscha, kami perlu mengatur kunjungan agar masyarakat umum terlayani dan aktifitas akademis juga terus berjalan dengan jadwal sebagai berikut (mulai berlaku Maret 2010):
Jenis Kunjungan Hari Jam Kapasitas
Kunjungan Siang
Rp 7.500/orang Selasa - Kamis
(rombongan sekolah/institusi) Sesi I : 09.00
Sesi II : 11.00
Sesi III : 13.00 200 Orang
200 Orang
200 Orang
Jumat
(rombongan sekolah/institusi) Sesi I : 09.00
Sesi II : 13.00 200 Orang
200 Orang
Sabtu
(khusus keluarga/perorangan) 09.00 - 15.00
(sesi terakhir
dimulai jam 14.00)
Kunjungan Malam
Rp 10.000/orang April -Oktober
(3 hari per bulan)
Jadwal kunjungan malam
(malam umum)
tahun 2011 akan diumumkan
bulan Maret. 17.00 - 20.00 200 Orang
Untuk kunjungan siang, pengunjung dapat:
• mengunjungi teleskop Zeiss (tidak meneropong)
• mendapat info astronomi di ruang multimedia
• Mengamati matahari dengan Real Time Solar Telescope melalui gambar proyeksi, tidak meneropong satu-satu
Sedangkan untuk kunjungan malam, jika langit cerah (tidak mendung/hujan), pengunjung dapat
• mengunjungi teleskop Zeiss (tidak meneropong)
• mendapat info astronomi di ruang multimedia
• mengamati bulan & objek-objek lain menggunakan teleskop Unitron dan Bamberg dengan cara mengantri satu per satu.
Observatorium Bosscha TIDAK menerima kunjungan pada:
• Hari Senin (ada perawatan instrumen)
• Hari Minggu dan hari libur nasional
• Pergantian tahun (tanggal 24 Desember -5 Januari)
• Seminggu sebelum dan sesudah Idul Fitri.

Perlu diingat lagi bahwa Observatorium Bosscha adalah fasilitas penelitian astronomi, sehingga mohon kerja sama dari pengunjung untuk menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya dan tidak mencorat-coret failitas di Observatorium serta ikut serta dalam menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan Observatorium. Karna kunjungan siang dilakukan pada jam kerja, mungkin pengunjung akan menemui beberapa orang yang sedang bekerja siang hari di Observatorium. Mohon berkoordinasi dengan petugas penerima kunjungan dan satuan pengaman agar kegiatan kunjungan bisa berjalan lancar.
Fasilitas penelitian astronomi ini memiliki lingkungan yang dijaga agar tetap gelap saat malam hari, sehingga sangat tidak disarankan datang ke Observatorium Bosscha baik untuk melihat-lihat atau menanyakan kunjungan publik saat malam hari, karena selain tidak terakomodasi, jika sedang ada pengamatan, bisa mengganggu proses pengamatan, apalagi lampu kendaraan bisa mengganggu pengambilan data. Observatorium Bosscha dapat mengubah jadwal berkunjung sewaktu-waktu. Mohon untuk sering melihat halaman ini untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai kunjungan di Observatorium Bosscha.
Perhatikan aturan berkunjung ke Observatorium Bosscha.



Aturan Kunjungan
Demi kenyamanan kunjungan dan aktivitas penelitian di Observatorium Bosscha, maka ada beberapa aturan berkunjung yang harus ditaati. Hal ini juga dimaksudkan untuk menghindari kekecewaan dan hal-hal yang kurang berkenan ketika berkunjung.
Ketentuan Berkunjung;
1. Pengunjung harus mendaftar terlebih dahulu setidaknya 2 (dua) minggu sebelum berkunjung.
2. Pendaftaran dapat dilakukan dengan cara mengirim surat yang ditujukan kepada Kepala Observatorium Bosscha via pos atau faksimil.
3. Pengunjung akan mendapat balasan apabila kunjungannya diterima.
4. Pengunjung yang membatalkan kunjungan hendaknya memberitahukan ke Observatorium Bosscha lewat surat atau faksimil
5. Pendaftaran tidak dapat diwakilkan oleh agen biro perjalanan/travel.
6. Harap datang tepat waktu. Pengunjung yang datang terlambat, hanya kami terima sampai akhir sesi yang terjadwal.
Misal, pengunjung mendaftar untuk kunjungan jam 9.00-10.30, namun datang terlambat jam 10.00 karena jalan yang macet. Kami hanya akan menerima kunjungan dari jam 10.00 sampai 10.30 karena jam 11.00 (sesi berikutnya) ada pengunjung lain.
Dari jam 10.30 sampai jam 11.00 kami gunakan untuk mempersiapkan kunjungan sesi berikutnya.
7. Observatorium Bosscha dapat menolak/membatalkan kunjungan bila:
a. ada kegiatan internal mendesak
b. jumlah pengunjung terdaftar sudah melebihi kapasitas (200 Orang)
8. Siswa harap mengenakan seragam sekolah, sedangkan pengunjung umum mengenakan pakaian yang rapi dan sopan.
9. Pengunjung tidak boleh membawa binatang peliharaan.
10. tidak diperbolehkan mengadakan acara di Observatorium Bosscha (misalnya: pebagian rapor, foto pre-wedding, games, outbond, dll).
11. Apabila datang menggunakan bus atau kendaraan besar lain, diparkir di bawah (kira-kira 800 meter dari Observatorium Bosscha).
12. Informasi maupun pendaftaran kunjungan via telepon dan faksimil hanya dilayani pada jam kerja.

Observatorium Bosscha TIDAK menerima kunjungan pada:
• Hari Senin (ada perawatan instrumen)
• Hari Minggu dan hari libur nasional
• Pergantian tahun (tanggal 24 Desember -5 Januari)
• Seminggu sebelum dan sesudah Idul Fitri.

Jam Kerja bagian pendaftaran kunjungan:
Hari Jam
Senin - Kamis 08.00 - 12.00
13.00 - 15.00
Jumat 08.00 - 11.00
13.00 - 15.00
Sabtu 08.00 - 11.00
Mohon untuk sering melihat halaman ini untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai kunjungan di Observatorium Bosscha.
Terkait:
Cara mendaftar


Pendaftaran Kunjungan
Untuk mendaftar, silakan mengirim surat via pos atau faksimil yang ditujukan kepada Kepala Observatorium Bosscha dengan alamat sebagai berikut:
Observatorium Bosscha
FMIPA Institut Teknologi Bandung
Lembang, Bandung 40391
Jawa Barat, Indonesia
No Fax.: +62-22-2786001
Surat harus resmi (menggunakan kop surat dan berstempel) dan cantumkan:
• Hari dan tanggal berkunjung
• Jam berkunjung
• Jumlah orang yang akan berkunjung
• Kelompok usia pengunjung (TK, pelajar SD, SMP, SMA, mahasiswa, guru, atau keluarga)
Pengunjung akan dicatat di buku pendaftaran setelah surat diterima. Pendaftaran secara lisan/lewat telpon/email (kecuali untuk perorangan atau keluarga) tidak kami layani.
Observatorium Bosscha tidak menerima pendaftaran dari agen biro perjalanan atau travel.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi bagian pendaftaran:
Telp. : +62-22-2786001 (hanya dilayani pada hari dan jam kerja)
E-mail : kunjungan[at]as.itb.ac.id

Silakan lihat:
Informasi kunjungan
Peraturan kunjungan




Lylie_Gorgeous

International Astronomy Olympiad

Bersama Dr. Chatief Kunjaya

International Olympiad on Astronomy and Astrophysics

Garis-garis pada
Spektrum Bintang


Βintang memancarkan cahaya sendiri karena ada peristiwa pembangkitan energi di pusatnya. Energi yang tercipta kemudian merambat kepermukaan dan akhirnya dipancarkan keluar dari bintang itu sebagai radiasi elektromagnetik dalam berbagai panjang gelombang. Ѕifat-sifat radiasi yang dipancarkan oleh bintang antara lain dijelaskan oleh hukum Ρlanck.

Gambar 1 Kurva distribusi energi Planck untuk benda hitam bersuhu 7000 K, puncaknya berada pada λ ≈ 4100Å

Menurut Ρlanck, suatu benda yang memiliki sifat sebagai pemancar dan penyerap yang baik akan memancarkan radisi elektromagnetik dengan distribusi tertentu. Lebih tepatnya jika kita membuat grafik antara intensitas radiasi terhadap panjang gelombang kita akan mendapati bentuk seperti gunung (lihat gambar 1). Ρosisi puncak gunung itu ada pada panjang gelombang berapa, tergantung pada temperatur benda itu. Ѕemakin tinggi temperatur benda pemancar, letak puncak gunung itu akan semakin ke arah kiri (ke arah panjang gelombang yang lebih pendek). Jadi sebagai indikator temperatur benda pemancar radiasi.

Akan tetapi kalau kita perhatikan spektrum bintang-bintang, distribusi intensitas itu tidak semulus yang digambarkan oleh hukum Ρlanck, melainkan kebanyakan menampakkan adanya celah-celah tajam. Κalau kita lihat foto spektrumnya akan nampak garis-garis gelap yang bersesuaian dengan posisi celah-celah tajam itu, yang merupakan garis serapan.

Gambar 2 atas distribusi energi yang dipancarkan bintang kelas A yang bertemperatur sekitar 7500 K, bawah, spektrum bintang kelas A. Grafik diatas dapat diperoleh dengan merunut spektrum bintang sehingga grafik atas sering disebut spektrum satu dimensi

Ѕementara itu, ada bintang-bintang lain yang justru menampakkan bentuk seperti duri menonjol keatas pada spektrumnya. Jika kita lihat foto spektrumnya,bintang-bintang semacam ini menampakkan garis-garis terang, yang menunjukkan bahwa pada panjang gelombang itu intensitas radiasi yang dipancarkan bintang lebih tinggi daripada panjang gelombang sekitarnya. Ini yang disebut garis emisi.

Gambar 3 Contoh spektrum bintang yang mengandung garis emisi, sumber : www.astrosurf.com/~buil/us/peculiar2/wolf.htm

Βagaimana garis-garis serapan dan emisi itu dapat terbentuk ? Hal ini dapat dijelaskan oleh hukum Κirchoff. Jika cahaya terpancar dari sebuah sumber yang panas dan bertekanan tinggi, distribusi intensitasnya akan mulus seperti yang dijelaskan oleh hukum Ρlanck. Jika cahaya dari sumber itu melewati gas yang lebih dingin dan bertekanan rendah, maka akan terbentuk garis-garis serapan, dengan pola yang bergantung pada jenis gas yang dilewati. Ѕuatu gas bertekanan rendah yang dipijarkan atau mendapat cahaya dari arah lain akan memancarkan garis-garis emisi. Ρenjelasannya dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Proses terjadinya garis absorpsi dan emisi.


Βagaimana proses ini dapat terjadi pada bintang sehingga spektrum suatu bintang menampakkan garis absorpsi, sementara bintang lain garis emisi? Ѕebenarnya di atmosfir bintang proses emisi dan absorpsi selalu terjadi, dengan sumber cahaya kontinum yang berasal dari proses pembangkitan energi di pusat bintang, tinggal proses mana yang lebih dominan. Ρada bintang yang atmosfirnya tidak terlalu tebal dibandingkan dengan radius bintang, proses absorpsi akan lebih dominan, sedangkan pada bintang beratmosfir tebal proses emisi lebih dominan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Bintang beratmosfir tipis dan beratmosfir tebal.

Βagi pengamat, daerah yang menghasilkan garis absorpsi adalah atmosfir bagian A, sedangkan yang menghasilkan emisi adalah daerah Β. Ρada gambar 5a tampak volume daerah A lebih besar daripada daerah Β+ С, sehingga proses absorpsi lebih dominan dan spektrum bintang menampakkan garis-garis absorpsi. Ρada gambar 5b daerah A lebih kecil daripada daerah Β+ С, sehingga proses emisi lebih dominan dan spektrum bintang menampakkan garis-garis emisi.

Сontoh Soаl:Soаl Ρengolаhаn dаtа OSΝ 2005

Ѕpektrum bintang

Di bawah ini diperlihatkan empat buah spektrum bintang lengkap dengan garis-garis absorpsi yang tampak pada setiap spektrum. Nama-nama unsur kimia yang ditulis di bagian atas spektrum nomor I berlaku untuk keempat spektrum, sedangkan nama unsur yang berada di bagian bawah setiap spektrum hanya berlaku untuk spektrum di atasnya saja.

a. Urutkanlah keempat spektrum bintang di bawah berdasarkan temperaturnya mulai dari yang terpanas ke yang terdingin, dan jelaskan alasannya mengapa kamu mengurutkan seperti itu!

b. Ѕebutkan unsur atau elemen kimia pada garis spektrum yang diberi nomor 1, 2 dan 3 di bawah spektrum nomor I.

c. Jelaskan mengapa terjadi perbedaan penampakan garis-garis spektrum bintang seperti yang diperlihatkan di bawah.

Jawab:

a. Βintang IV adalah bintang yang dingin, terbukti dari adanya garis molekul TiO yang hanya bisa terbentuk pada temperatur rendah. Βintang III adalah yang terpanas, demikian panasnya sehingga Helium pun bisa terionisasi, lagipula bagian biru dari spektrumnya adalah yang paling terang. Adanya garis-garis Κ band dan G band pada bintang II menunjukkan temperatur yang tidak terlalu tinggi, lebih rendah dari bintang I,tapi lebih tinggi daripada bintang IV. Maka urutan bintang berdasarkan temperatur, dimulai dari yang terpanas adalah : III, I, II, IV

b. Dilihat dari urutan keteraturannya : 1. H , 2. H ,3. Hc.

c. Ρerbedaan penampakan garis-garis spektrum bintang itu karena perbedaan temperatur. Ρada bintang bertemperatur tinggi, Hidrogen banyak yang tereksitasi ke tingkat energi tinggi, bahkan ionisasi,sehingga yang tersisa di tingkat energi n=2 yang menyebabkan garis-garis Βalmer menjadi sedikit.Temperatur tinggi mampu mengionosasi Helium sehingga garis Helium terionisasi bisa nampak. Ρada bintang yang bertemperatur lebih rendah, lebih banyak Hidrogen di tingkat energi n=2, sehingga garis-garis Βalmer lebih kuat, dan paling kuat pada bintang kelas A yang diwakili oleh bintang I. Ρada bintang yang bertemperatur lebih rendah dari kelas A, banyak elektron yang berada dalam keadaan dasar sehingga yang di n=2 lebih sedikit dan garis Βalmer lebih lemah. Ρada bintang yang lebih dingin, lebih banyak elektron Hidrogen yang berada dalam keadaan dasar. Ѕehingga garis-garis Hidrogen Βalmer lebih lemah lagi bahkan tidak kelihatan, tapi muncul garis molekul TiO.





Hukum-Hukum Kepler

Oleh : Dr. Chatief Kunjaya

Hukum-hukum Kepler yang nampak begitu sederhana, ternyata tidak dihasilkan dengan mudah bahkan melalui kerja puluhan tahun. Prosesnya diawali dengan perancangan dan pembangunan fasilitas pengukuran koordinat benda langit raksasa yang disebut “quadrant” oleh Tycho Brahe. Dengan alat itu Tycho Brahe dapat melakukan pengukuran posisi benda langit dengan kecermatan melebihi alat lain di zamannya. Johannes Kepler (1571 – 1630) dapat menyusun hukumnya berdasarkan tumpukan data catatan hasil pengamatan Tycho Brahe yang memiliki kecermatan yang tinggi. Selama 25 tahun data dikumpulkan oleh Tycho Brahe yaitu data tinggi dan azimuth enam planet dari Merkurius hingga Saturnus. Data yang dikumpulkan oleh Tycho kemudian diolah, dianalisis dan diinterpretasikan oleh asistennya seorang ahli matematika Jerman yaitu Kepler setelah ia meninggal.
Hasil analisis Kepler terhadap data Tycho Brahe menunjukkan adanya perbedaan kecil tapi jelas dan mengandung keteraturan tertentu antara posisi planet yang diamati dengan yang dihitung dengan teori Ptolemeus atau Copernicus. Mengapa perbedaan ini tidak diketahui pada pengamatan sebelum zaman Tycho Brahe? Karena pengukuran sebelumnya tidak menggunakan alat yang akurat, sedangkan Tycho Brahe menggunakan “quadrant” alat ukur koordinat benda langit yang paling teliti saat itu. Sebelumnya, untuk mensinkronkan agar hasil pengamatan itu bisa cocok dengan teori heliosentris Copernicus, diperlukan epicycle yaitu lingkaran-lingkaran kecil yang merupakan komponen kedua lintasan orbit planet selain orbit utamanya yang

berupa lingkaran yang berpusat di Matahari. Mengapa planet bisa bergerak dalam lingkaran kecil epicycle ? Tidak ada penjelasan.

Kepler menemukan kenyataan bahwa data posisi planet-planet yang dikumpulkan oleh Tycho Brahe itu lebih cocok jika orbit planet diperkenankan berbentuk elips dengan Matahari sebagai pusatnya. Dengan cara demikian, gerak planet-planet dapat dipahami dengan lebih sederhana, tidak diperlukan lagi epicycle-epicycle. Temuan ini kemudian diformulasikan oleh Kepler sebagai :

Planet-planet mengelilingi Matahari dalam orbit elips, dengan Matahari berada pada salah satu titik apinya.

Pernyataan ini kemudian terkenal sebagai Hukum Kepler I. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa kecepatan anguler sebuah planet mengelilingi matahari juga berubah menurut waktu. Pada saat planet lebih jauh dari Matahari gerak orbitnya lebih lambat, dan pada saat planet lebih dekat kecepatannya lebih tinggi. Hal ini kemudian dirumuskan dalam bentuk lebih kuantitatatif sebagai Hukum Kepler II yaitu :

Garis hubung Matahari – Planet menyapu daerah yang sama untuk selang waktu yang sama.

Luas seluruh elips adalah πab, yang ditempuh dalam waktu P, sehingga luas daerah yang disapu persatuan waktu adalah

L = πab/P

dengan a setengah sumbu panjang, b setengah sumbu pendek dan P periode. Sumbu a dan b berhubungan dengan eksentrisitas sebagai berikut :

b2 = a2(1-e2)

Berdasarkan pengamatan bahwa semakin jauh planet dari Matahari periode orbitnya semakin panjang, dan didukung dengan data pengamatan yang sangat banyak, diperolehlah hubungan antara sumbu panjang orbit planet dan periodenya sebagai berikut :

Setengah sumbu panjang orbit pangkat tiga berbanding lurus dengan periode pangkat dua

a3 = kT2

Pernyataan ini terkenal dengan sebutan hukum Kepler III

Harga k ini, pada awalnya belum diketahui tapi nilainya sama untuk keenam planet yang diamati. Hukum-hukum Kepler ini diperoleh secara empirik dari sifat keteraturan data posisi planet. Dapat dibayangkan sulitnya memperoleh kesimpulan seperti itu dengan cara coba-coba dari data. Tetapi menurunkan rumus hukum-hukum ini menjadi mudah setelah Newton menemukan hukum atau teori tentang gerak, gravitasi dan kalkulus jauh setelah Kepler meninggal dunia. Bahkan kemudian konstanta-konstanta yang ada pada hukum Kepler dapat diperjelas sebagai berikut :

Luas daerah yang disapu oleh garis hubung matahari-planet tiap satuan waktu :

½ r2 dθ /dt = ½ √ ( GMo a(1-e)), Mo adalah massa Matahari

Dengan r dan dθ /dt berturut-turut adalah jarak Matahari-Planet dan kecepatan sudut orbit pada suatu saat tertentu. Harga k pada hukum Kepler di atas adalah :

k = G Mo / 4 π2



Pertanyaan berikut ini adalah pertanyaan yang diajukan oleh salah seorang pembaca

1. Jarak Planet Merkurius pada titik perihelionnya adalah 0,341 SA dari Matahari dan setengah sumbu panjangnya adalah 0,387 SA. Luas daerah yang disapunya dalam satu periode adalah :

a. 0,467 SA2

b. 0,312 SA2

c. 0,104 SA2

d. 0,213 SA2

e. 0,621 SA2

Jawab:

Pada Majalah Astronomi Vol 1 no 3 hal 25, telah dijelaskan tentang rumus jarak perihelion : a(1-e), dengan demikian dapat diperoleh eksentrisitas orbit Merkurius : 0,119. Dengan rumus b2=a2(1-e2)

Dapat diperoleh b = 0,384

Luas elips : πab = 0,467 SA2

2. Callisto merupakan bulannya planet Jupiter, mengedari planet Jupiter pada jarak 1,88 juta km dan dengan periode 16,7 hari. Apabila massa Callisto diabaikan karena jauh lebih kecil daripada massa Jupiter, maka massa planet Jupiter adalah …

a. 10,35 × 10-4 massa Matahari

b. 9,35 × 10-4 massa Matahari

c. 8,35 × 10-4 massa Matahari

d. 7,35 × 10-4 massa Matahari

e. 6,35 × 10-4 massa Matahari

Jawab:

Jika massa Jupiter dinyatakan dalam massa Matahari, jarak dalam SA, 1,88 juta km = 0.0125 SA waktu dalam tahun, 16,7 hari = 0.0457 tahun, hukum Kepler untuk satelit-satelit Jupiter dapat dinyatakan sebagai :

a3/T2 = Mj/Mo, Mj adalah massa Jupiter dan Mo massa Matahari dan T adalah periode satelit Jupiter.

Dengan demikian diperoleh Mj = 9,35 × 10-4 massa Matahari

3. Jika jarak terdekat komet Halley ke Matahari adalah 8,9 x 1010 meter, dan periodenya 76 tahun, maka eksentrisitasnya adalah :
a. 0,567
b. 0,667
c. 0,767
d. 0,867
e. 0,967

Jawab:

Dengan Hukum Kepler III dapat diperoleh setengah sumbu panjang orbit komet Halley: a3=762

Maka a = 17,94 SA

Jarak perihelion : 8,9 x 1010 meter = 0,593 SA = a(1-e)

Maka e = 0.967

4. Sebuah pesawat ruang angkasa mengelilingi Bulan dengan orbit yang berupa lingkaran dengan radius orbit 1737 km dan dengan periode orbit sebesar 2 jam. Apabila gaya gravitasi yang disebabkan Bulan pada pesawat ruang angkasa ini sama dengan gaya sentrifugalnya, maka massa Bulan yang ditentukan berdasarkan kedua gaya ini adalah ..... (G = 6,67 x 10-11 m3 kg-1 s-2)
a. 5,98 x 1026 kg
b. 5,98 x 1024 kg
c. 5,98 x 1022 kg
d. 5,98 x 1020 kg
e. Masa bulan tidak bisa ditentukan dengan cara ini
Jawab:

Radius orbit : 1737 km = 1737000 m (mengorbit dekat dengan permukaan bulan)

Periode orbit 2 jam = 7200 detik

Gaya sentrifugal (=sentripetal) = gaya gravitasi bulan

ω2r = GMbln/r2 , Mbln adalah massa bulan

Mbln = 4 π 2 r 3 /GT2 = 5,98 x 1022 kg

Soal ini bisa juga dijawab dengan hukum Kepler III







(dari edisi sebelumnya)
Orbit Planet-planet

Oleh : Dr. Chatief Kunjaya

Planet-planet berevolusi mengelilingi Matahari pada orbit yang hampir sebidang dengan arah putaran yang sama, juga searah dengan rotasi Matahari dan juga arah rotasi planet-planet kecuali planet Venus dan Neptunus. Orbit planet-planet umumnya hampir lingkaran. Fakta-fakta ini memberikan indikasi kuat bahwa Matahari dan planet-planet lahir melalui suatu mekanisme bersama, tidak saling bebas.

Pada Majalah Astronomi Vol 1 no 2, Maret 2009, Widya Sawitar sudah menjelaskan tentang bagaimana Tata Surya terbentuk dari pengerutan awan gas antar bintang. Awan yang mengerut itu akan berotasi sehingga terbentuk piringan. Bagian pusat akan menjadi Matahari, sedangkan pada piringan akan terbentuk pengerutan-pengerutan yang lebih kecil membentuk planet-planet. Karena orbit planet-planet berasal dari orbit piringan yang sama , maka dapat dipahami mengapa orbit planet-planet hampir sebidang dan masing-masing orbit itu berbentuk hampir lingkaran.

Sifat-sifat orbit ke delapan planet dapat diterangkan dengan baik oleh teori kabut dan teori protoplanet, tetapi sifat-sifat Pluto tidak. Tidak seperti orbit planet-planet lain yang hampir lingkaran, orbit Pluto lonjong sehingga kadang-kadang lebih dekat ke Matahari daripada planet Neptunus. Bidang orbitnya juga menyimpang 17° dari bidang orbit Bumi. Ukurannya tidak besar seperti planet-planet Jovian dan tidak diselubungi kabut gas tebal. Fakta-fakta ini membuat para astronom menduga, Pluto tidak lahir dengan cara yang sama dengan planet-planet lain. Maka sejak tahun 2006 Pluto tidak lagi dikategorikan planet melainkan planet kerdil.

Planet-planet yang lebih dekat ke Matahari dari pada Bumi, yaitu Merkurius dan Venus, nampak dari Bumi hanya pada pagi hari sebelum Matahari terbit atau sore hari setelah Matahari terbenam. Kedua planet itu nampak selalu mengikuti Matahari dari jarak yang tidak terlalu jauh. Jarak sudut antara planet dengan Matahari dilihat dari Bumi disebut elongasi. Paling jauh Merkurius hanya berjarak sudut sekitar 28° dari Matahari sedangkan Venus sekitar 47°. Karena orbit Bumi dan planet dalam berbentuk elips, sudut elongasi terbesar ini juga berbeda-beda dari satu periode ke periode berikutnya. Sudut-sudut itu, berturut-turut disebut elongasi terbesar Merkurius dan Venus. Hal ini dapat dijelaskan secara geometris pada gambar di bawah ini :

Elongasi VenusKarena dekatnya dengan Bumi, kalau sedang nampak, Venus seperti bintang yang sangat terang, ketiga paling terang di langit setelah Matahari dan Bulan. Maka Venus sering dinamai Bintang Pagi atau Bintang Timur kalau kebetulan nampak pada pagi hari dan disebut Bintang Sore ketika kelihatan sore hari. Dahulu Venus disebut bintang karena orang zaman dahulu tidak bisa membedakan bintang dengan planet. Ketika sudut elongasi planet 0° dikatakan planet dalam keadaan konjungsi. Konjungsi ada dua macam, jika planet berada diantara Bumi dan Matahari dikatakan planet dalam keadaan konjungsi inferior, sedangkan jika planet berada di belakang Matahari dikatakan konjungsi superior.

Pada saat konjungsi inferior, kalau planet Merkurius atau Venus tepat berada di bidang ekliptika diantara Bumi dan Matahari kita bisa mengamati fenomena transit, yaitu peristiwa melintasnya planet di piringan matahari. Karena cahaya matahari sangat terang planet yang transit akan tampak sebagai lingkaran hitam.

Peristiwa transit hanya bisa terjadi pada planet Merkurius dan Venus, saat itulah letak planet terdekat dari Bumi. Planet luar seperti Mars, Jupiter dan lain-lain tidak bisa mengalami transit karena tidak akan pernah bisa berada diantara Matahari dan Bumi. Saat planet luar terdekat dari Bumi adalah saat oposisi, yaitu ketika arah ke planet dan arah ke Matahari dari Bumi nampak berlawanan. Untuk pengamat di dekat khatulistiwa, ketika Mars oposisi, saat matahari terbenam Mars baru terbit, Mars akan nampak di atas horizon sepanjang malam dan nampak lebih terang dari pada saat-saat lain. Planet luar seperti Jupiter, Saturnus dan lain-lain tidak dapat dilihat pada saat konjungsi, karena berada di belakang Matahari. Meskipun planet luar menyimpang sedikit dari keadaan konjungsi, sehingga tidak terhalang oleh piringan Matahari, tetap sulit melihatnya karena jauh dari Bumi sehingga lebih redup, diperparah lagi oleh gangguan cahaya matahari yang menyilaukan.

oposisi MarsApakah pada saat oposisi planet luar, Bumi dan Matahari satu garis lurus? Bisa! Tapi umumnya tidak persis satu garis lurus karena bidang orbit planet-planet dan bidang orbit Bumi tidak persis satu bidang, melainkan membentuk suatu sudut kecil.

Saat oposisi adalah saat terbaik mengamati planet luar, karena jaraknya yang dekat sehingga tampak lebih terang, lagi pula saat oposisi adalah saat planet luar nampak paling lama pada malam hari. Oposisi yang sempat membuat heboh adalah oposisi planet Mars tahun 2003. Mengapa demikian menghebohkan ? padahal dalam waktu tidak sampai dua tahun bisa ada dua kali oposisi. Karena oposisi Mars 2003 adalah oposisi terdekat yang sangat jarang terjadi. Mars nampak sangat terang sehingga menjadi benda langit malam paling terang setelah Bulan. Mengapa ada oposisi dekat ada oposisi jauh? Karena orbit planet-planet tidak lingkaran sempurna, melainkan agak lonjong. Kelonjongan orbit planet dinyatakan dalam eksentrisitas e, yang didefinisikan sebagai berikut:

ellips

e = √(1-(b2 / a2))

Dengan a = setengah sumbu panjang elips

b = setengah sumbu pendek

Jarak perihelion (terdekat dari Matahari) : a(1 - e)

Jarak aphelion (terjauh dari Matahari): a(1 + e)

Jika kebetulan pada saat oposisi Mars, Bumi dekat dengan aphelion (titik terjauh dari matahari) sedangkan Mars dekat dengan perihelion (titik terdekat dari Matahari), maka jarak Bumi – Mars menjadi lebih dekat daripada saat oposisi biasanya, dan Mars menjadi sangat terang.


Berikut ini ada beberapa pertanyaan dari pembaca Majalah Astronomi, Bapak Iman Suwartono sehubungan dengan masalah yang dibahas di atas.

Selamat Siang, Majalah Astronomi.

Saya Iman Suwartono, Guru SMA Negeri 1 Pagaden, Subang. Saya mendapat kesulitan untuk memecahkan beberapa soal astronomi. Saya harap Majalah Astronomi dapat membantu memberi jawaban serta penjelasan dari soal-soal berikut :

1. Pada saat konjungsi Bumi-Planet dan Matahari memdekati satu garis lurus, konfigurasinya adalah ...

a. Planet - Bumi - Matahari

b. Bumi - Planet - Matahari

c. Planet - Matahari - Bumi

d. Matahari - Planet - Bumi

e. Tidak ada jawaban yang benar

2. Jika setengah sumbu panjang dan eksentrisitas planet Mars adalah a = 1,52 dan e = 0,09 sedangkan untuk Bumi a = 1 SA dan e = 0,017. Kecerlangan maksimum palanet Mars pada saat oposisi, terjadi ketika jaraknya dari Bumi pada saat itu ...

a. 0.37 SA

b. 0.27 SA

c. 0.32 SA

d. 0.40 SA

e 0.50 SA

3. Elongasi Maksimum terjadi ketika jarak Bumi ke Matahari dan jarak Planet ke Matahari memenuhi kaedah ...

a. Jarak Planet maksimum, jarak Bumi minimum

b. Jarak Planet maksimum, jarak Bumi maksimum

c. Jarak Planet minimum, jarak Bumi minimum

d. Jarak Planet minimum, jarak Bumi maksimum

e. Tidak ada yang benar

4. Elongasi minimumterjadi ketika jarak Bumi ke Matahari dan jarak Planet ke Matahari memenuhi kaedah ...

a. Jarak Planet maksimum, jarak Bumi minimum

b. Jarak Planet maksimum, jarak Bumi maksimum

c. Jarak Planet minimum, jarak Bumi minimum

d. Jarak Planet minimum, jarak Bumi maksimum

e. Tidak ada yang benar

5. Yang dimaksud konjungsi inferior adalah ketika terjadi konfigurasi ...

a. Bumi - Planet - Matahari

b. Matahari - Bumi - Planet

c. Planet - Bumi - Matahari

d. Bumi - Matahari - Planet

e. Tidak ada jawaban yang benar

Terimakasih untuk perhatian, jawaban serta penjelasannya. Semoga majalah Astronomi terus sukses.

Jawab:

Terima kasih pak Iman atas pertanyaannya. Dasar pengetahuannya sudah diberikan pada tulisan pengantar diatas. Di bawah ini akan saya sampaikan pembahasannya secara singkat.

1. Jawaban b, c dan d dapat dibenarkan untuk planet dalam seperti Merkurius dan Venus. Tapi jawaban b dan d tidak benar untuk planet luar seperti Jupiter dan Saturnus. Maka jawaban benar yang bersifat lebih umum adalah c.

2. Mars akan nampak paling terang jika saat oposisi, Bumi berada di aphelionnya dan Mars berada di perihelion. Jarak aphelion Bumi dari Matahari : 1 (1+0,017) SA = 1,017 SA. Jarak perihelion Mars : 1,52(1-0,09) = 1,383 SA. Maka jarak Bumi Mars saat itu : 1,383-1,017 = 0,366 SA. Jawab : a

3. Soal ini memperhitungkan kelonjongan orbit planet. Elongasi maksimum hanya ada pada planet dalam yaitu Merkurius dan Venus. Elongasi maksimum yang terbesar tercapai kalau Bumi di Perihelion dan planet di Aphelion (lihat gambar diagram orbit planet), jawab : a

4. Soal ini kebalikan dari soal no 3, yaitu Bumi paling jauh dan planet paling dekat, jawab : d

5. Konjungsi inferior terjadi pada saat planet berada diantara Bumi dan Matahari, jawab : a

Silahkan lihat penjelasan pada artikel diatas, selamat membaca. ***


Lylie_Gorgeous

Majalah Astronomi

Jika anda tertarik untuk membeli atau berlangganan majalah Astronomi, silahkan kontak melalui formulir pemesanan di halaman ini.

Harga Majalah Astronomi Rp. 15000 per eksemplar

Untuk info pembelian :

Pembelian per majalah : Rp 15000 + ongkir Rp 4000 (pulau jawa) atau Rp. 5000 (luar jawa).
Pembelian lebih dari 1 majalah harap diinformasikan kepada kami disertai alamat penerima agar dapat kami lakukan pengecekan untuk ongkos kirim.

Untuk berlangganan, kami menawarkan langganan 3 edisi dan 6 edisi.

Info langganan :
Jawa :
3 edisi : @Rp 15000 + @Rp 4000 (ongkir) = Rp. 57 000
6 edisi : @Rp 15000 + @Rp 4000 (ongkir) = Rp 114000

luar jawa :
3 edisi : @Rp 15000 + @Rp 5000 (ongkir) = Rp. 60 000
6 edisi : @Rp 15000 + @Rp 5000 (ongkir) = Rp 120000

Pengiriman dilakukan melalui Pos Biasa. jika anda menginginkan majalah dikirim via pos kilat khusus atau menggunakan kurir, diharapkan anda dapat menginformasikan kepada kami disertai alamat penerima untuk kami lakukan pengecekan ongkos kirim.

Metode pembayaran akan kami kirimkan dalam email balasan atas setiap pemesanan.

Formulir Pemesanan Majalah Astronomi

Nama Anda (dibutuhkan)

Email Anda (dibutuhkan)

Perihal :

Pesan Anda

Cara Pengiriman

Alamat Pengiriman (dibutuhkan)

Salin pesan yang tampak di layar

Sending ...

Lylie_Gorgeous

Asteroid Melintas Dekat Bumi di Atas Indonesia

Posted on 14 Oktober 2010 by tdjamaluddin

T. Djamaluddin

Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, LAPAN

Sebuah asteroid seukuran bis besar (5 – 10 meter) melintasi bumi pada jarak yang relatif paling dekat dengan bumi pada malam rabu lalu, 12 Oktober 2010 pukul 19.50 WIB. Asteroid yang diberi nama “2010 TD54″ pertama kali terdeteksi pada Sabtu 9 oktober 2010 oleh teleskop pemantau langit Catalina yang operasikan NASA. Sistem otomatiknya segera menyimpulkan lintasan orbit dan perkiraan ukurannya. Asteroid 2010 TD54 melintas bumi sangat cepat (sekitar 63.000 km/jam) pada ketinggian 45.500 km, sedikit di atas orbit satelit-satelit komunikasi yang berada pada ketinggian 36.000 km. Posisi saat melintas kira-kira di atas Indonesia. Perlintasan tersebut tidak berdampak apa pun di bumi. Astronom amatir dari AS Patrick Wiggins berhasil merekamnya (asteroid tampak sebagai garis putih, karena asteroid bergerak relatif terhadap bintang-bintang) yang rangkaian gambarnya ditunjukkan dalam movie berikut:

Sebelumnya, pada Oktober tahun lalu sebuah asteroid jatuh di perairan Bone, Sulawesi. Sistem pemantau suara infra (infrasound sebenarnya untuk pemantauan percobaan nuklir) dari 11 stasiun melaporkan mendeteksi adanya ledakan besar yang berpusat di sekitar lintang 4,5 LS, 120 BT, sekitar pukul 11.00 WITa pada 8 Oktober 2009, seperti laporan media massa. Analisis ledakan menunjukkan bahwa kekuatan ledakan sekitar 50 kiloton TNT diduga akibat meteorit yang berasal dari asteroid berukuran sekitar 10 meter. Ledakan terjadi karena tekanan atmosfer yang menyebabkan pelepasan energi yang cukup besar. Ledakan tersebut juga sinyalnya mencapai stratosfer yang tingginya lebih dari 20 km. Diperkirakan meteorit dari asteroid itu berukuran 5 – 10 meter dengan kecepatan jatuh sekitar 20.3 km/detik (73.080 km/jam). Berdasarkan perkiraan sebaran meteoroid-asteroid di antariksa dekat bumi objek seperti itu punya kemungkinan jatuh di bumi setiap 2 – 12 tahun.

Sayangnya, asteroid yang jatuh di Bone sebelumnya tidak terdeteksi oleh sistem pemantau objek antariksa dekat bumi. Memang sulit sekali menemukan objek berukuran relatif kecil seperti itu yang kurang dari sepuluh meter. Objek tersebut sangat-sangat redup. Pencahayaan dari matahari menjadi sumber cahaya utama. Sehingga bila posisinya tidak memantulkan cahaya matahari, asteroid tersebut tidak terpantau, tiba-tiba saja sudah jatuh ke bumi.

Tetapi ada juga yang beruntung terekam teleskop Catalina sebelum jatuh ke bumi. Asteroid 2008 TC3 ditemukan 6 Oktober 2008 dan diperkirakan jatuh di gurun di Sudan 20 jam kemudian. Ternyata benar, satelit cuaca di atas Afrika, Meteosat 8 / EUMETSAT, berhasil merekam kejadian jatuhnya asteroid tersebut. Beberapa bulan kemudian ekspedisi pencarian meteorit pecahan asteroid dilakukan dan menemukan banyak pecahannya yang berukuran kira-kira sekepalan tangan atau lebih kecil.

Mungkin ada yang bertanya, kok seperti ada keteraturan kejadiannya: 6 Oktober 2008, 8 Oktober 2009, dan 12 Oktober 2010. Itu hanya kebetulan, karena sebaran asteroid di antariksa sangat acak. Bila kita melihat data asteroid yang mendekat bumi, hampir setiap hari ada asteroid yang melintas dengan jarak yang bervariasi. Dengan semakin canggihnya sistem pamantau objek dekat bumi (NEO, Near Earth Objects), dalam beberapa tahun terakhir rata-rata ada sekitar 700 objek baru terdeteksi.

Filed under: 1. Astronomi & Antariksa



Lylie_Gorgeous

Senin, 28 Februari 2011

Star Party

Waktu
12 Maret · 20:30 - 23:30
Tempat
Kampus IPB Darmaga
Dibuat oleh:
Himpunan Astronomi Amatir Jakarta 1 (HAAJ), Ronny Syamara
Info Selengkapnya
HAAJ akan mengadakan Star Party kembali, dimana pada Star Party ini merupakan Star Party pertama di tahun 2011 ini, yang berarti pula Star Party kali ini bersifat umum. Maka semua orang baik itu yang sudah terdaftar sebagai anggota HAAJ maupun yang belum terdaftar sebagai anggota dapat mengikuti Star Party kali ini. Tidak ada syarat apapun yang diberikan kepada peserta.

Kegiatan ini akan dilaksanakan pada:
Sabtu-Minggu, 12-13 Mare...t 2011 bertempat di Gymnasium Kampus IPB Darmaga, Bogor
dengan biaya:

Rp 30.000,-
Inc : Logbook, CD Software Astronomi, Retribusi Tempat, Papermodel, Air Mineral

Para peserta juga dapat mengajak teman maupun kerabatnya, karena ini terbuka bagi siapapun. Bagi yang sudah tahu tempatnya diperbolehkan berangkat ketempat tujuan sendiri, bagi yang belum tahu dapat berangkat bersama-sama dengan panitia dengan berkumpul di Planetarium Jakarta pada jam 3 paling lambat pada hari H.


Peserta diharapkan membawa :
1. Obat-obatan pribadi
2. Jaket atau sejenisnya
3. Senter
4. Peta langit (jika punya)

Jika Masih ada yang ingin ditanyakan silahkan hubungi nomor dibawah ini.

Contact Person:
Indra Firdaus (08999345351)
Ronny Syamara (085697533281)

http://www.penjelajahangkasa.blogspot.com/

Download File Pertemuan Rutin HAAJ 2011

VIA ZIDDU
http://www.ziddu.com/download/13279728/JadwalPertemuanRutinHAAJ2011.pdf.html

VIA INDOWEBSTER
http://www.indowebster.com/Jadwal_Pertemuan_Rutin_HAAJ_2011.html

KASKUS GROUP HAAJ
http://www.kaskus.us/group.php?groupid=5612

Milis (Mailing List) Yahoo Group HAAJ
http://tech.groups.yahoo.com/group/haaj84/

Terima Kasih

Lylie_Gorgeous

Resensi Novel “Area-X”

Judul : Area X
Pengarang : Eliza V. Handayani
Tebal : 368 halaman + xxiv
Harga : Rp 35.000
Cetakan : I, Juli 2003
Penerbit : Dar! MIZAN

Pernahkah terlintas dipikiran kita Indonesia di tahun 2015 seperti apa? Mungkin Indonesia bersimbah dengan teknologi canggih. Teknologi yang dikonsumsi setara dengan teknologi negara “Paman Sam” atau dengan negera “Matahari Terbit”. Waw…. alangkah canggihnya Indonesia di tahun yang akan datang. Komputer memegang kendali. Security rumah hingga datebase seluruh data yang ada pada sebuah instansi pemerintah dapat diakses dengan internet yang online 24 jam.Tak itu saja, jam tangan pun telah dilengkapi dengan fitur online internet. Mutakhirnya yang dipakai oleh remaja Indonesia saat itu setara dengan layanan 3G yang marak di luncurkan oleh provider komunikasi. Fitur yang disuguhkan sangat canggih. Begitu juga dengan mahasiswa tidak perlu lagi membawa buku ataupun modul yang tebal. Cukup bermodalkan laptop semua tugas kuliah jadi aman. Tingginya tingkat konsumsi teknologi di Indonesia tahun 2015, menjadikan para ilmuan over animo untuk menguak misteri ruang angkasa. Sehingga Pemerintah Indonesia saat itu serba komputerisasi itu membangun berbagai gedung untuk kepentingan peneliti.
Tapi tak semua kecanggihan itu disambut hangat oleh masyarakat. Karena pemerintah menyembunyikan rahasia besar. Ada sebuah area yang diberi nama Area X. Melihat hal itu, menggelitik Yudho seorang mahasiswa yang ingin tahu datebase Area X dengan destinasi agar ia mudah mengakses kapanpun ia mau untuk kepentingan pendidikannya. Ditemani Rocky, Yudho nekat menyelinap masuk ke dalam gedung yang dilarang dimasuki oleh masyarakat umum. Akan tetapi perjuangan Yudho dan Rocky harus kandas, mereka tertangkap akan tetapi masih ada kesempatan untuk melarikan diri. Mereka seperti bermain petak umpet dengan para penjaga yang sangar. Mujur tak dapat diraih, Rocky menghembuskan napas terakhirnya di depan mata Yudho sendiri. Berseberangan dengan Yudho, ia berhasil meloloskan diri dari cengkraman security. Yudho harus membayar mahal kematian Rocky dengan padangan sinis dan perlakukan yang kurang mengenakkan dari keluarga Rocky. Kematian Rokcy yang tidak wajar, ada tergores rasa penyesalan dalam diri Yudho. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menggubur rasa ingin tahunya tentang area X.Di sisi lain ada kejadian yang aneh sekaligus menggemparkan menimpa keluarga Ibu Aini. Kali ini kecelakan menimpa putrinya, sehingga menjadi perhatian pers kala itu. Karena peristiwa yang dialami putrinya itu adalah kecelakan yang tidak wajar. Kronologis kecelakaan yang itu, ketika ia pulang larut malam, putrinya melewati jalan pulangan yang dekat dengan area X. Dalam perjalanan putrinya melihat piring terbang yang mirip dengan UFO. Sebelum piring terbang yang mirip dengan UFO itu mendarat, seluruh lampu di sekitarnya hingga radioa yang sedang didengar mati begitu saja. Besi yang mengalami resonansi ‘piring terbang’ itu akan peyot, seperti bekas benturan benda yang sangat keras. Dan yang lebih anehnya lagi, Tyas anak Ibu Aini mengalami luka yang persis seperti kena sayatan sinar laser. Sayatan yang begitu rapi sekali.Kasus Tyas membuat Elly menjadi Hyperanimo. Rasa penasaran yang terus menyesak file-file yang ada di otaknya membuat Elly terus…dan terus mencari sebenarnya apa yang tengah terjadi di TKP yang dekat dengan Area X. Dengan kecanggihan teknologi Elly dan Dr. Hardono yang membantu penyelidikan kasus Tyas, memvisualisasikan kecelakaan yang terjadi dengan komputer mereka. Hebatnya lagi visualisasi itu langsung menyerupai kejadian sebenarnya. Begitu canggih teknologi komputer Indonesia. Investigasi yang dilakukan Elly dengan Dr. Hardono menyisakan rasa penasaran yang menumpuk. Yang ada di benak Elly hanya berjubel pertanyaan seputar Area X. Area X yang dibangun dengan dalih untuk kepentingan rakyat. Seputar Area X yang penuh kontrovesi, memang patut diperbincangkan. Sebenarnya kegiatan apa yang dilakukan oleh para saintis. Masalah penjagaan yang ektra di Area X, terus mengundang tanda tanya bagi publik. Sebenarnya eksperimen apa yang sesungguhnya dilakukan oleh para ilmuan? Tanggung-tanggung pula, para ilmuan yang bekerja di area X umumnya berpendidikan S3 bahkan ada yang telah menjadi profesor.
Elly terus melanjutkan pencarian informasi seputar Area X. Hingga Akhirnya ia bertemu dengan Yudho dan memilih untuk berduet dalam memecehkan misteri Area X. Memang pencarian informasi seputar Area X sedikit membayar rasa penasaran Yodho dan Elly. Dalam perburuan informasi, Elly dihadapkan pada rintangan yang menegangkan. Apalagi sahabatnya Tammy mengalami penyakit yang aneh dan sekujur tubuhya mengalami luka seperti yang dialami Tyas. Serta ia terus dibuntuti oleh orang-orang yang beseragam hitam. Sebenarnya siapakah mereka?
Eliza V. Handayani, penulis yang banjir dengan prestasi menulis, tak setengah-setengah membangun novel ini. Penuh dengan keberanian dan referensi yang dimiliki dan ia kumpulkan dari berbagai media di belahan dunia. Mulai dari majalah, koran yang beresensi UFO hingga ke teori-teori yang relevansi dengan fisika, ufologi dan ruang angkasa.Alur novel ini sungguh menegangkan. Jika terus menelusuri novel Area X ini kita akan mendapatkan jawaban yang menjadi teka-teki seputar area X. Tak terasa saja area X yang tebal ini dapat anda tuntaskan dalam waktu yang singkat. Area X juga konten dengan nilai edukatif yang menstimulus para remaja untuk terus meningkatkan kemampuan akan tenkologi informasi spesifiknya lagi pada komputer. Ini tentunya menjadi cambuk bangsa Indonesia untuk terus mengajarkan teknologi kepada peserta didik agar tidak ketinggalan dari negera lain. Novel ini juga dibumbui dengan bahasa yang sedikit ilmiah, tetapi tidak erat. Ada istilah-istilah yang digunakan penulis yang membantu untuk memahami konflik. Eliza telah menginterpretasikan seperti apa Indonesia nantinya yang bergelimang dengan teknologi yang super canggih. Novel ini sangat bagus dibaca oleh remaja yang suka dengan hal-hal yang berbau ilmiah. Kita akan mendapatkan pesan dari penulis akibat dari penggunaan teknologi tang tanpa kendali lewat novel area X.
Akan tetapi apakah yang sebenarnya terjadi di Area X? Penyakit apa yang menimpa Tammy? Lantas sebenarnya ‘piring terbang’ yang menimbulkan kontroversi benarkah UFO? Lalu bagaimana dengan misteri kematian Rocky? temukan semuanya dalam Area X.



Lylie_Gorgeous